Darmin Nasution Makin Tak Karuan, Mencemooh Revolusi Mental Jokowi



Tidak aneh dan tidak lucu jika kemaren Menko Perekonomian Darmin Nasution dengan nada mencemooh dan menyepelekan mengatakan bahwa dirinya masih bingung dengan agenda Revolusi Mental yang dijadikan program utama presiden Jokowi.

Darmin Nasution, selain salah satu menteri bersama Sri Mul yang berseberangan idiologi dengan bosnya tersebut, dia juga dikenal sebagai salah satu Menteri yang suka ngeyel dan tak kreatif ketika menjalankan kerja-kerjanya. Wajar saja jika seorang Darmin tidak mampu menerjemahkan agenda dan tujuan Revolusi Mental Presiden Jokowi dan justru malah menganggapnya program yang tak jelas. Bahkan Darmin makin lama justru terlihat berjalan dengan agendanya sendiri.

Berkali-kali sejak kampanye 2014 silam Presiden Jokowi seringkali menegaskan jika Revolusi Mental dijadikan agenda strategis pemerintahan Jokowi yang bertujuan menggerakkan seluruh masyarakat indonesia memperbaiki mental dan karakter bangsa agar mampu menjadikan Indonesia lebih baik. Namun ternyata hal tersebut tak mampu ditangkap dan diterjemahkan oleh Darmin. Lalu siapa yang tak jelas jika begitu? Bukankah Darmin sendiri!.

Jika sejak awal, Seorang Darmin sejalan dengan idiologi presiden Jokowi, sebenarnya tak perlu lagi bingung menerjemahkan Revolusi Mental tersebut, karena substansinya Revolusi Mental adalah paradigma berpikir dan bertindaknya pemerintahan Jokowi, sementara program inti dan utamanya adalah Nawacita yang keduanya merupakan turunan jalan Tri Sakti yang sebenarnya (Berdaulat dalam Politik, Mandiri dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya)

Namun tidak bagi Darmin, Jangankan ikut mensukseskan agenda Tri sakti dan Nawacita Jokowi, Revolusi mental sebagai dasar berpikir dan bertindak nya saja tak paham, lalu siapa sebenarnya yang membingungkan? Bukankah Darmin sendiri yang membingungkan!.

Keberadaan Darmin dikabinet Jokowi memang makin jelas agendanya, Darmin sejatinya berbeda jalan dengan Jokowi, bahkan keberadaan Darmin tak lebih dari hasil kompromi dan transaksi politik kepentingan kapitalisme barat dengan pemerintahan Jokowi yang notabene sedang menegakkan jalan perubahan Tri Sakti. Darmin makin tak karuan!.

Walaupun tanpa prestasi, seperti pertumbuhan ekonomi dan target-target ekonomi lainnya yang jeblok, jejak Darmin di era pemerintahan sebelumnya juga tak jelas, bahkan publik hanya mengingat jejak Darmin pernah terseret kasus-kasus besar di Republik ini, seperti kasus Century, pengemplangan pajak Paulus Tumewu, kasus pajak Gayus Tambunan dan Kasus Pajak PT. BCA yang menjerat mantan Dirjen Pajak Hadi Purnomo.

Sudah saatnya, presiden Jokowi segera mengevaluasi ulang jajaran kabinetnya, langkah paling awal adalah “screening ideologi” harus dilakukan presiden Jokowi untuk jajaran kabinet pemerintahannya jika betul-betul ingin mensukseskan agenda strategis Nawacita dan Revolusi Mental.

Darmin dan Sri Mul jelas berbeda idiologi dengan presiden Jokowi, rekam jejaknyapun banyak bermasalah, belum lagi misi kepentingan kedua menteri tersebut yang jauh dari kepentingan nasional dan keberpihakan rakyat.

Manuver kedua menteri tersebut menunjukkan tak lebih hanya penjaga kepentingan kapitalisme barat. Maka jangan heran jika kedua menteri itu sangat begitu konservatif dan minim terobosan. Sementara untuk mewujudkan agenda Nawacita dan Revolusi Mental, butuh sosok yang berkarakter, paham dan banyak terobosan (out of the box).
Previous
Next Post »
Thanks for your comment