Serampangan Terapkan Pajak di Kelas Menengah Bawah, SMI Gerogoti Elektabilitas Jokowi

Serampangan Terapkan Pajak di Kelas Menengah Bawah, SMI Gerogoti Elektabilitas Jokowi
Ayoo genjot pertumbuhan ekonomi hingga 6,5%


@ramlirizal: "Jangan uber yang sing printil (usul Mbok: pajak petani tebu, nurunin batas kena pajak, hp & sepeda, NPWP mahasiswa). Fokus big fish + PMA🙏"

Begawan Ekonomi Dr. Rizal Ramli (RR) kembali mengoreksi kebijakan Menkeu Sri Mulyani (SMI) yang terus menerus uber pajak kelas menengah bawah yang nota bene mereka rakyat kecil.

Seperti kita ketahui beberapa waktu lalu SMI berencana menerapkan PPN 10% bagi petani tebu, selain itu SMI juga berencana merubah batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang saat ini sebesar Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan karena menurut SMI ketinggian.

SMI melalui ditjen pajak juga merencanakan agar para pemilik HP/Smartphone dan Sepeda dimasukkan dalam Laporan Tahunan kekayaan SPT bagi individu. Yang lebih konyol lagi SMI juga meminta mahasiswa agar membuat NPWP.

Berbagai rencana kebijakan SMI yang konyol dan tidak pro rakyat tersebut mendapat koreksi tajam dari mantan menko perekonomian era Gusdur (2000-2001), Dr. Rizal Ramli.

Menurut RR, SMI seharusnya fokus pada wajib pajak besar dan penanaman PMA. (Big Fish). Pada prinsipnya collection effisiensy dan keberpihakan. Itulah maksud RR mengkoreksi kebijakan-kebijakan SMI agar efisien dan tetap berpihak pada rakyat kecil.

@ramlirizal: "Essensinya collection effisiensy dan keberpihakan. Klo serampangan gini, akhirnya akan grogoti elektibilitas JKW di menengah bawah 🙏🙏"

Bahkan RR mengingatkan dengan mewanti-wanti jika kebijakan SMI tersebut diterapkan sama saja SMI sedang menggerogoti elektabilitas presiden Jokowi dikelas menengah bawah. Pasalnya kebijakan serampangan SMI memang selama ini telah memunculkan protes-protes keras dari masyarakat, seperti penolakan ribuan petani tebu beberapa hari lalu yang dipicu kebijakan SMI menerapkan PPN 10%. Termasuk Kebijakan agar para pemilik Hp dan sepeda melaporkan di SPT pajak tahunan pun sudah mendapatkan sinisme dari para netizen.

Kok ilmunya cuma segitu jeng sri?
Previous
Next Post »
Thanks for your comment